Rabu, 30 Januari 2013

Memahami pencahayaan


Sumber dokumen:  Michel DiCosola: Understanding Illuminants, X-Rite Incorporated, 1995
FileName: Ca00002.pdf

Definisi Pencahayaan (Illuminants)
Distribusi Kuat Spektrum Relatif (Relative Power Distribution  - SPDR)
Cahaya dideskripsikan (untuk maksud penjelasan tentang pencahayaan) sebagai apa yang disebut kurva Spectral Power Distribution (SPD). Setiap jenis cahaya tertentu memancarkan jumlah energi yang berbeda. Dan grafik yang menggambarkan jumlah daya pancar tersebut disebut kurva Relative Power Distribution (RPD) untuk sumber cahaya tertentu.
Daylight


Gambar diatas adalah contoh kurva Distribusi Kuat Spektrum Relatif untuk cahaya siang alami (natural daylight). Sumbu horisontal mempresentasikan spektrum cahaya dengan panjang gelombang antara 380nm (nanometer) dan 750nm. Puncak tertinggi dalam grafik ini terjadi pada sekitar 460nm yang mempresentasikan bagian dari spektrum biru. Ini mengisyaratkan kita bahwa cahaya siang ini  secara visual terlihat putih bersih dengan komposisi warna biru lebih dominan.
Setiap jenis cahaya memiliki kurva Distribusi Kuat Spektrum Relatif (SPDR) yang mendeskripsikan cahaya tersebut seperti apa terlihatnya, dan bagaimana barang-barang yang lain terlihat dengan adanya cahaya ini.

Pencahayaan (Illuminant) vs. Sumber Cahaya
Penting bagi kita untuk mengerti juga tentang perbedaan antara illuminant dengan sebuah sumber cahaya.   Seperti yang dijelaskan oleh Billmeyer and Saltzman, bahwa sumber cahaya adalah sebuah cahaya yang  secara fisik dan aktual dapat memberikan terang cahaya benda lain. Sedangkan sebuah illuminant adalah sebuah cahaya yang telah didefinisikan denga Distribusi Kuat Spektrum (Spectral Power Distribution), tetapi mungkin tidak harus ada secara nyata.
Contoh: Cahaya dalam ruang tinggal kita adalah sebuah sumber cahaya. Sumber cahaya tersebut dapat kita nyalakan atau padamkan, dan dengan percobaan dan pengkuran kita dapat menentukan Distribusi Kuat Spektrum nya. Sementara itu kita dapat mengambil sebuah kertas grafik Distribusi Kuat Spektrum kosong dan mencoba menggambar dengan menarik dan meliuk-liukkan garis melintang diatasnya, maka kita telah mendefinisikan sebuah pencahayaan (illuminant). Cahaya ini telah kita definisikan yang secara fisik mungkin tidak ada, tetapi kita dapat menggunakan kurva tersebut untuk mencoba dan membandingkan dengan angka bagaimana sebuah warna tertentu diharapkan dapat ditampilkan dibawah pencahayaan ini.

Index rendering (penterjemah) warna (Color Rendering Index / CRI)
Index rendering warna (CRI) adalah sebuah metode untuk mendeskripsikan sebuah sumber cahaya. CRI merupakan skala dari 1 sampai  100 yang memberikan tingkatan(rating) sebuah sumber cahaya dengan cara membandingkan penampilan warna dilihat di bawah sumber cahaya tersebut dengan penampilan warna dilihat di bawah sebuah pencahayaan standar seperti D65. Sebuah CRI bernilai 100 menjelaskan bahwa sumber cahaya tersebut identik sama dengan pencahayaan standar. Dengan panduan nilai CRI seseorang dapat memilih sebuah sumber cahaya berdasarkan kemampuannya dalam menampilkan warna seperti yang ditampilan dibawah sebuah pencahayaan standar. Contohnya, sebuah sumber cahaya yang umum dipakai dalam ruang kerja bisa mempunyai nilai CRI sekitar 60, tetapi dalam ruangan dimana dibutuhan penampilan warna yang sangat ketat dan kritis dibutuhkan sebuah sumber cahaya dengan nilai CRI sekitar 90.
Jadi pada dasarnya sebuah pencahayaan adalah definisi yang digunakan untuk menentukan bagaimana penampilan sebuah warna akan berubah dibawah jenis-jenis (sumber) cahaya tertentu. D65 yang tersebut diatas adalah sebuah pencahayaan yang mewakili cahaya siang (daylight). Kenyataannya tidak ada sumber cahaya yang benar-benar idektik sama dengan pencahayaan teoritis (meskipun banyak sumber cahaya bisa mirip dan sangat dekat dengan pencahayaan teoritis tersebut). Pencahayaan ini dipakai untuk mengukur warna yang mencoba untuk mempresentasikan seperti apa sebuah warna akan ditampilkan ketika dilihat dibawah sinar matahari atau beberapa sumber cahaya yang mirip.

Bagaimana Pencahayaan mempengaruhi warna
Jadi bagaimana pencahayaan berpengaruh pada saat seseorang mengukur warna? Banyak warna terjadi fenomena umum yang disebut metamerisme (metamerism) ketika warna-warna tersebut dilihat di bawah sumber cahaya yang berbeda. Dua warna boleh terlihat sama dan cocok di bawah satu sumber cahaya tertentu tetapi terlihat benar-benar berbeda di bawah satu sumber cahaya lain. Hal ini dapat menimbulkan problem yang serius jika warna produk kita berubah ketika ditempatkan di ruang pamer. Marilah kita mengambil contoh yang extrem: apabila produk kita akan digunakan dalam lingkungan ruangan gelap dengan pencahayaan merah dan sebuah kotak kemasan yang dicetak dengan warna biru, hijau dan hitam akan terlihat hitam pekat dalam ruang gelap tersebut. Pigmen yang digunakan dalam tinta biru, tinta hijau dan tinta hitam semuanya menyerap bagian spektral merah. Apabila sumber cahaya yang digunaakan hanya memancarkan spektral cahaya merah saja, berarti semua kuat spektral cahaya yang dipancarkan oleh sumber cahaya yang ada dan keseluruhan kotak kemasan kita akan terlihat hitam.
Contoh berikut ini mengkombinasikan dua contoh warna dengan dua kurva distribusi kuat spektral dari sebuah pencahayaan cahaya siang (daylight) dan sebuah pencahayaan cahaya pijar (incandescent). Dimana kedua contoh warna tersebut terjadi metamerisme terhadap dua pencahayaan tersebut diatas.

Daylight vs. Incandescent

Contoh warna 1 vs. Contoh warna 2


Pantulan spektral kedua contoh warna di bawah pencahayaan Daylight



Pantulan spektral kedua contoh warna di bawah pencahayaan Incandescent


Kedua contoh warna terlihat identik sama dimata pemantau ketika dilihat di bawah pencahayaan pijar (incandescent), tetapi contoh warna 1 terlihat sangat biru dibandingkan dengan contoh warna 2 dilihat di bawah pencahayaan cahaya siang. Kedua contoh warna tersebut memang memiliki spektral yang identik sama di panjang gelombang mulai 520 nm hingga 700 nm, jadi keduanya memiliki nilai kuat spektral pada porsi hijau dan porsi merah. Namun kedua contoh warna tersebut memiliki spektral yang sangat berbeda di panjang gelombang antara 400 nm hingga 520 nm atau spektral pada porsi biru.  Sementara contoh warna 1 mempunyai kemampuan memantulkan cahaya biru tiga kali lipat dibandingkan dengan contoh warna 2, dan pencahayaan incandescent memang tidak memiliki spektral pada porsi biru yang besar yang dapat dipantulkan oleh kedua contoh warna tersebut. Jadi keduanya memantulkan sedikit sekali spektral biru dan terlihat sama. Sedangkan apabila pencahayaan cahaya siang (daylight) yang menyinari kedua contoh warna tersebut, maka contoh warna 1 mampu memantulkan lebih banyak spektral biru dibandingkan dengan contoh warna 2, sehingga contoh warna 1 akan terlihat jauh lebih biru dibandingkan dengan contoh warna 2. Dengan mudah kita dapat lebih memahami pemilihan pencahayaan yang benar adalah sesuatu yang penting untuk menghasilkan mutu warna produk kita.

Memilih sebuah pencahayaan (illuminant
Jadi bagaimana seseorang menggunakan informasi diatas ini untuk memilih sebuah pencahayaan standar ketika mengukur warna dengan sebuah spektrofotometer? Jawabannya sebenarnya sangat sederhana. Pilihlah pencahayaan yang paling dekat dengan dimana kita mendapatkan uang. Dengan kata lain, pilihlah sebuah pencahayaan standar yang terbaik untuk mempresentasikan sumber cahaya yang akan dipergunakan dimana kita menjual produk kita. Apabila produk kita dipajang diluar ruang (outdoor)  pilihlah beberapa pencahayaan standar cahaya siang untuk mempresentasikan cahaya matahari pada berbagai waktu yang berbeda. Apabila produk kita akan dipajang di toko serba ada, pilihlah pecahayaan flourescent. Jalan terbaik untuk menentukan pencahayaan apa yang akan kita digunakan adalah menemukan sumber cahaya yang tepat sama dengan yang digunakan dimana produk kita dijual. Jika kita dapat mengetahui merek dan jenis lampu yang dipergunakan ditempat produk kita dijual, maka kita dapat mengetahui kurva distribusi kuat spektral sumber cahaya tersebut dari produsernya. Sekarang dengan mudah kita memilih sebuah pencahayaan yang kurva kuat spektralnya paling mirip dengan kurva kuat spektral lampu tersebut diatas.
Sebagai contoh, apabila penerangan yang dipergunakan toko-toko yang menjual produk kita adalah lampu flourescent  GE® Cool White, langkah pertama kita adalah memperoleh kurva distribusi kuat spektral dari General Electric. Kemudian melihat distribusi kuat spektral dari pencahayaan standar yang ada.

                   GE Actual Cool White Source*                                  CIE F2 Standard Illuminant
          *)Perkiraan data (GE Lighting)

Pencahayaan standar F2 berbasis pada beberapa macam lampu berpendar (fluorescent atau juga biasa disebut lampu neon) jenis cool white yang ada di pasar.  Membandingkan dua kurva kuat spektral relatif (lihat: illustrasi diatas), kita melihat bahwa sumber cahaya GE® Cool White memang tidak tepat sama dan cocok dengan pencahayaan standar F2, tetapi mengukur warna di bawah pencahayaan F2 akan memberikaan nilai aproksimasi hasil yang paling dekat dan cocok dengan hasil yang ditampilkan di bawah sumber cahaya lampu GE. Pencahayaan ini adalah yang paling baik untuk mengukur warna produk kita.
 Meskipun demikian solusi tersebut diatas tidak selalu dapat diterapkan pada semua kondisi. Tidak semua produsen lampu membuat data kuat spektral yang konsisten, dan produk-produk tertentu ditampilkan di bawah sumber cahaya yang tidak menentu. Dalam situasi ini kita harus melihat produknya terlebih dahulu. Problem metamerisme umum dijumpai ketika sebuah produk dibuat dari materi yang berbeda, seperti misalnya plastik, pakaian dan logam pada kursi kantor. Jika kita yakin bahwa tidak ada problem metamerime pada zat-zat pewarna atau pigments, bisa kita katakan telah memenangkan pertempuran. Karena kita tahu produk kita akan terlihat seperti satu warna tunggal pada semua kondisi penyinaran, dengan demikian kita dapat memilih pencahayaan standar apa saja untuk pengukuran warna kita. Selama kita menggunakan pencahayaan standar yang sama untuk pengukuran warna produk kita, kita dapat meyakinkan konsistensi warna.



Lampiran
Lampiran ini menampilkan distribusi kuat spektral relatif untuk pencahayaan spandar A, C, D50, D65, F2, F7 dan F11. Semua data sudah dinormalisasikan dengan kuat spektral relatif 100 pada panjang gelombang 560 nanometer. Data beberapa sumber cahaya tersebut diolah dan ditera dengan referensi silang dengan data pencahayaan standar yang dibuat oleh CIE. Beberapa data titik-titik merupakan hasil perhitungan perkiraan dan penambahan (interpolated).

Illuminant A - Incandescent

Pencahayaan standar CIE A direkomendasikan oleh CIE pada tahun 1931 untuk merepresentasikan sumber cahaya pijar (incandescent) dengan perkiraan temperatur warna sekitar 2856 derajat Kelvin.

Illuminant C - Daylight

Pencahayaan standar CIE C direkomendasikan oleh CIE pada tahun 1931 untuk merepresentasikan rata-rata terang pada siang hari dengan perkiraan temperatur warna sekitar 6774 derajat Kelvin.

Illuminant D50 – Daylight @5000K

Pencahayaan standar CIE D50 merupakan jenis pencahayaan D dan merupakan hasil kalkulasi dari pencahayaan standar D65. Pencahayaan standar D50 ini merepresentasikan cahaya siang dengan perkiraan temperatur warna sekitar 5000 derajat Kelvin adalah pencahayaan standar ANSI yang digunakan dalam industri grafika.

Illuminant D65 – Daylight @6500K

Pencahayaan standar CIE D65 merepresentasikan cahaya siang dengan perkiraan temperatur warna sekitar 6500 derajat Kelvin. Standar ini dan metode untuk perhitungan temperatur warna berbeda metode yang diperkenalkan pada tahun 1964.

Illuminant F2 – Cool White

Pencahayaan standar CIE F2 merepresentasikan lampu fluorescent jenis putih dingin seperti pada umumnya. Lonjakan spektral diatas grafik terusan pada pencahayaan fluorescent mempresentasikan pengukuran daya pada prinsip garis emisi merkuri.

Illuminant F7 – Broad Band Daylight

Pencahayaan standar CIE F7 merepresentasikan sebuah lampu pendar (fluorescent) dengan cahaya siang berkas lebar. Contoh lampu jenis ini adalah lampu GE® dan Philips® Daylight fluorescent.
                                                                                                              
Illuminant F11 – Narrow Band White

Pencahayaan standar CIE F11 merepresentasikan sebuah sumber cahaya pendar fluorescent berkas sempit. Perhatikan lonjakan spektral terjadi pada panjang gelombang 430 nm dan 550 nm hingga mencapai nilai 1200 dan 2500. Lampu yang mirip dengan pencahayaan ini adalah F40X41 dan TL841 dari Philips® dan juga SPX41 dari GE®



    Referensi:

  • ANSI CGATS.5-1993, Graphic Technology - Spectral Measurement and Colorimetric Computation for Graphic Arts Images, NPES the Association for Suppliers of Printing and Publishing Technologies, 1899 Preston White Drive, Reston, Virginia 22091-4367, 1993.
  • ASTM E308-90, Standard Test Method for Computing the Colors of Objects by Using the CIE System, American Society for Testing and Materials, 1916 Race Street, Philadelphia , PA 19103, 1990.
  • Billmeyer, F. W. Jr., & Saltzman, M., Principles of Color Technology, 2nd Edition, John Wiley & Sons, New York, 1981.
  • Color Selection Guide for Fluorescent Lamps, Philips Lighting Company, 200 Franklin Square Drive, P.O. Box 6800, Somerset, NJ 08875-6800, 1994.
  • Guide to Fluorescent Lamps, Philips Lighting Company, 200 Franklin Square Drive, P.O. Box 6800, Somerset, NJ 08875-6800, 1992.
  • Judd, D.B., & Wyszecki, Günter, Color in Business, Science, and Industry, 3rd Edition, John Wiley & Sons, New York, 1975.
  • Lighting Application Bulletin: Specifying Light and Color, GE Lighting Resource Center, 1975 Nobel Road, Cleveland, Ohio 44112, 1994.
  • Metamerism: The Influences of Light Sources on Color, Colorcurve Systems, Inc., 123 North Third Street, Minneapolis, MN 55401, 1989.
  • Product Information: Advantage X Fluorescent Lamps, Philips Lighting Company, 200 Franklin Square Drive, P.O. Box 6800, Somerset, NJ 08875-6800, 1991.
  • Product Information: TL80 Series 2'-5' Fluorescent Lamps, Philips Lighting Company, 200 Franklin Square Drive, P.O. Box 6800, Somerset, NJ 08875-6800, 1993.
  • Stiles, W.S., & Wyszecki, Günter, Color Science: Concepts and Methods, Quantitative Data and Formulae, 2nd Edition., John Wiley & Sons, New York, 1982.